VOLUME I, BAGIAN 2, MELANKOLIS

 28 JUNI, RISAU/06

Tak perlu risau

Kau tak perlu membaca 

Apa yang aku tulis

Karena didalam kalimat- kalimat ku yang lusuh

Sudah lama aku terbunuh.


Dan kau tak perlu cemas

Aku sudah tak menulis

Apa yang kamu baca

Karena didalam suara- suaramu yang manis

Puisiku menjadi tragis.



13 JULI, AKU INGIN/07

Aku ingin tenang dan membaca puisi

Mengosongkan setiap baitnya

untuk ku tulis kembali

Dari orang-orang yang pernah ku temui

atau orang- orang yang seharusnya

ku jumpai


Karena aku , 

Ingin membaca puisi dengan sederhana

Dengan suaramu yang menjadikan aku rindu

Ku tegaskan lagi

Aku ingin membacamu dengan luar biasa

dengan puisiku yang membuat jiwaku lara.



13 JULI RINDU BUTUH CAMILAN/08

Karena rindu butuh camilan

di setiap suapannya

Mengunyah kenangan dari ketenangan

Di setiap keroncongannya tertulis pemintaan maaf

Terdengar lirih dari samping hati

Tapi camilan juga punya rasa

yang tak terungkap oleh kata

dan tak tertangkap oleh rasa.



3 OKTOBER, SEKUNTUM PUISI/09

Sekuntum puisi

pupus saat kau pergi

Mekar merebak 

saat aku mati.


Sekuntum puisi

tinggal menghitung hari

Kata yang dicari

Hilang tak tahu arti.



PADA HARI MINGGU/10

Pada hari minggu 

Ku turut rindu ke lara

Naik kenangan istimewa

Ku duduk di tengah

Sambil mengendarai puisi

supaya baik sedihnya.



18 OKTOBER, KU BAKAR ROKOK DENGAN AIR MATA/11

Konon katanya sejak zaman dahulu

Pertemuan telah menjadi wabah

bagi masyarakat romantisme

Penyakit dari wabah itu disebut perpisahan

Semakin kronis menjadi rindu.


Hingga seorang kesatria terserang wabah

Rokok sebagai penumpas sepi 

kandas di air matanya sendiri.




DALAM WUJUD LEMBARAN, HATI MANUSIA HANYA PUNYA BEBERAPA HALAMAN.

SIMPAN DAN PERSIAPKAN UNTUK TULISAN SELANJUTNYA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

VOLUME I, BAGIAN 1, PETRIKOR

VOLUME IV, DUDUK DIHADAPANMU

VOLUME I, BAGIAN 3, CUMOLONIMBUS