VOLUME III, BAGIAN 4, MUNAFIK
UMUR 20AN/13
Imajinasi tiada di umur 20an
Kita menjadi abadi dengan kenyataan
Mulai kehilangan kemunafikan,
Egopun layu tak mempunyai harapan
Di dalam tidur kita bangun
dunia yang teduh akan makna
Di dalam sadar kita sangat lelap
melamun dan mengunjungi malam
yang bercerita- cerita tentang dahulu kala
Kita menyandarkan kepala kita pada kesendirian
Sambil mengelus-elus masa depan
Dengan piyama hangat masa yang terlewat
Kita tak berdaya, tak kuat.
KALIMATMU WAKTU ITU/14
Aku rasa hati
kembali lagi,
Setelah siang, kalimat itu terucap
Bodoh, terimakasih ku jawab
Semua semakin reda
Tapi payung hanya menghindari dari hujan
Bukan menyelesaikan semua perkara
rintik yang berjatuhan
Bahkan bingungnya aku
Aku yang pergi
Komunikasimu yang mati
Ternyata aku belum bisa mandiri,
untuk mati sendiri.
LUKA YANG TAK KU RAMAL/15
Aku rasa aku dapat bertemu dirumahmu
Namun hanya sekedar di telapak kaki
itupun saat kau berjalan dengannya
Sudah luka, terinjak pula.
Bajingan, bajingan..
Andai aku penyihir
yang kelaparan di tengah malam
Pastilah aku makan nasi goreng di pinggir jalan
Bukan malah mengundi cintaku dengan luka.
PRIA DUNGU/16
Pria dungu
Apakah kau tak mendengar rindu itu
Atau kau buta akan cinta melulu
Bangsatlah
Pria dungu tak bercerita
Dia bercinta dengan lara
Mati sia- sia
Bangsat- bangsat
Pria dungu itu lucu dan baik
Sangat lezat untuk dimakan dan dicabik
Hatinya gurih dan kenyal
Sekaraat.
Komentar
Posting Komentar