VOLUME IV, CINTA SEPERTI RUH YANG RIUH

CINTA ADALAH RUH YANG RIUH/22

Cinta itu seperti ruh
Dia tak bisa tumbuh
Dia tak mempunyai umur
tak mempunyai alat ukur

Tidak ada namanya cinta masalalu
ataupun cinta masa depan
Cinta adalah cinta itu sendiri
saat kini

Cinta tak bisa terbilang
dia tak bisa terbagi
Cintak tak bisa bekurang
dan juga bukan rendah maupun tinggi

Yang ku tahu cinta itu hidup
kadang juga redup
Siapa sangka,
Sekarang cinta kehilangan dirinya.



PEKERJAAN YANG TAK BISA DITUNDA/23

Pekerjaan yang tidak bisa ditunda
ketika hujan datang
adalah mengangkat jemuran
dan merindu dia yang telah hilang.



TOKO FOTOCOPY/24

Di sebuah fotocopy
Rangkain temu tercetak dengan rapi
Sederhana, namun sarat akan mata
Ku lihat huruf- huruf tersusun rapi
di kanan dan kiri bola matamu

Aku mengeja banyak suku kata
Namun pemahamanku cuma satu saja
INDAHH.



SUARA BRISIK/25

Suara brisik pagi hari
Saat kedua perpustakaan ini terbuka
Pengunjung pertama yang datang
dan serta menunggu hingga berjam- jam
dibalik pintu
Adalah bayangmu yang ku rindu.



BERIBADAH DENGAN MU/26

Seperti beribadah dengan mu
Bicara kita punya waktu
yang terkadang sudah dijadwalkan 
oleh kesibukan-kesibukan yang apatis
Sambil menggelengkan rindu
Temu belum terjadwalkan di ibadahku.



TEMU TAK TERJADWAL DALAM MENU/27

Di suatu restoran dalam tubuhku
Seorang khusyuk membaca buku
Sambil menunggu pesanan yang diantar oleh waktu
Sementara kasir sibuk menekan-nekan nadiku
Dia hanya memastikan bahwa aku masih buka
walaupun temu sudah dihapus dalam menu.



MEMBUNUH DIRI YANG LAMA/28

Dirimu yang lama harus mati
Karena dirimu telah membuat lubang pemakaman sendiri
Di samping- sampingnya dipenuhi karangan puisi
Yang mengisyaratkan rasa telah tiada.



PURA-PURALAH JADI ORANG LAIN/29

Sepasang orang asing yang pernah berbicara
Kita sepasang orang asing yang pernah jatuh cinta
Atau mungkin aku saja
Sepasang orang asing yang pernah bekerja
Kita sepasang orang asing yang sedang pura-pura
Atau mungkin engkau saja

Sekarang kita apa?
kau orang lain
Sementara aku masih sama
Kau sudah bersamanya
Sementara aku masih saja
Kau sudah bahagia
Sementara aku masih ada.




PUISI TAK PERNAH MENGAJARKAN MENUNGGU/30

Kita seolah penting daripada temu
Membuat yang lain mati dalam rindu
Puisi tak pernah mengajarkan begitu
Tulislah hingga Tuhan tahu
Atau ungkapkan hingga dirimu malu

Puisi sangat tidak suka menunggu
Sedetikpun tak ada suka yang tumbuh
Dia layu sayu
Warna- warnanya, merah, kuning atau biru
Berubah menjadi abu- abu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

VOLUME I, BAGIAN 1, PETRIKOR

VOLUME IV, DUDUK DIHADAPANMU

VOLUME I, BAGIAN 3, CUMOLONIMBUS