VOLUME VIII, KEKASIH YANG MENGHILANG, TAPI TUHAN MAHA PUISI
CINTA YANG TERUS TERANG, KEKASIH YANG MENGHILANG/132
Apa sajalah Tuhan
Apa sajalah selain mengungkapkan perasaan
Engkau Tuhan yang Maha memberi kekuatan
Tapi Engkau juga Tuhan yang sama mmbebaskan kepergian
Apa sajalah Tuhan
Apa sajalah, setelah ku ungkapkan.
TUHAN YANG MAHA RINDU/133
Tuhan menciptakan musim rindu
setelah musim kemarau berkepanjangan
Sebelum musim hujan kebanjiran
Setelah cinta disemaikan
Sebelum Puisi- puisi bermekaran
Setelah pertemuan di jalankan
Sebelum kesepian berdatangan.
KEPULAN ASAP/134
Kata Bernadya bumi masih berputar
Tapi aku tetap diam disini saja
Selusin batang telah kandas
bergetar di tangan kanan
Tak lain tak bukan
Kopi membanjiri pekarangan kantukku
Masuk dalam jantungku
Membuat dingin lantai dan hati
Namun membuat hangat ingatan
Puisi- puisi yang ku rawat di belakang rumah
gagal melupakan terseret derasnya arus rindu.
DUH , TUHAN YANG MAHA PUISI/135
Engkau Tuhan yang menciptakan satu hati
dan Engkau juga menciptakan dua mata
Tapi mengapa aku buta
Tak bisa melihat selainnya
Apakah mata dan hati menjadi mata hati
Ataukah dua mata itu satu di kepala satu lagi di dada.
MENUNAIKAN PAGI/136
Masih bertengkar dengan alarm
yang setiap pagi menyatakan cinta pada bangun
Aku pun masih terkubur
hal- hal kecil di masa lalu
Tapi alarm masih tidak mengerti
Acuhku karena kopi semalam
Yang meninggalkan insomnia berkepanjangan.
PAHITNYA NGALAHIN KENYATAAN/137
Salahku sendiri memesan kopi tanpa dirimu
Dihari kasih sayang, mereka merayakan cinta
Aku terdiam seolah aku tidak mencintaimu kemarin,
hari ini dan esok hari.
Komentar
Posting Komentar