VOLUME X, KOTA ITU KOTA INI

 KEMBALI MENULIS TENTANG KOTA ITU/168

Di pesisir kotanya kita selalu menuju senja

Dengan angin yang melambai- lambai mengejar ombak

Musik favoritku saat itu Bernadya

Ku putar saat pulang yang tak ku sebut rumah


Di sepanjang jalan adalah hati esok untuk pulang

Dan ternyata aku telah pulang sepenuhnya

Tak kunjung kembali ku jumpainya lagi.






ROKOK PERTAMAKU DI KOTA ITU/169

Setelah kembali ke perantauan

Aku membawa perbekalan pertanyaan tentang cinta

Padahal aku tahu keranjang ku bawa berlubang

Dia tercecer di sepanjang jalan

Aku memikirkan itu 

Dan mengambil satu rasa

yaitu dji samsoe untuk rindu




KALAU BERUJUNG ASING KENAPA DIPERTEMUKAN/170

Pertanyaanku dulu sebelum membaca 

kisah hujan dan bumi di bulan juni

Peran yang diberikan Pak Sapardi

tak sederhana puisi di penulisannya 

Langit sedang cantik- cantiknya

Namun mendung harus menjadi latar ceritanya.





KARYA YANG DITOLAK REFRESENSINYA/171

Ini cinta bukan kata

yang terlilit bisu untuk berbicara

Karena di catatan kaki hanya tersisa terpesona

kata yang singkat, namun selamanya.





SEBATANG ROKOK SEBELAH TANGAN/172

Setelah beberapa kisah bertepuk sebelah tangan

yang sebelah lagi mengunjungi sebatang rokok

Pada akhir kisah, ia menjadi abu

Aku pun menjadi puntung






MERASA DI CINTAI/173

Terimakasih ucapku

Karena telah membuatku merasa dicintais elama ini

Walaupun diakhir kisah

Aku membaca halaman terakhirnya

Dan itu hanya fiksi belaka.


Jika ada kesamaan nama tokoh

Latar dan alur cerita ataupun rasa

Itu hanya ketidaksengajaan dan fiksi belaka.




AKU KUASA PUASA/174

Apakah engkau tahu 

Aku telah bisa puasa beberapa hari

Menahan untuk tidak mengunjungi profilmu

Tidak mengirim ucapan hai yang kuselipkan 

dalam pertanyaanku yang jenaka

Dan sampai sekarang aku belum berbuka sama sekali.












Komentar

Postingan populer dari blog ini

VOLUME I, BAGIAN 1, PETRIKOR

VOLUME IV, DUDUK DIHADAPANMU

VOLUME I, BAGIAN 3, CUMOLONIMBUS