VOLUME IX, BILA AKU DATANG LEBIH DULU

DI KEDAI KOPI, CINTA TAK MENGERTI POTONG GAJI/157

Jika saja dulu aku datang lebih awal

Memesan menu dan meja berdua

Benarkah aku yang engkau rasa

atau masih saja tak engkau pilih


Namun andaikala ajakan ku ke kedai kopi

waktu itu, engkau setuju

Justru membuatku bekerja

Membayar cinta yang sangat semu


Cinta tak mengerti harta

Terlambat saja ku ungkapkan

Gaji ku melayang

Di potong untuk melupakan mu.




AKU MENCINTAI ORANG ASING/158

Seperti memungut sampah di malam hari

Sendirian juga aneh didengar

Sekarang aku tahu apa itu kebaikan

Dan aku tahu aku tak pernah dicintai




LOOK AND LOCK/159

Semoga engkau mekar disana

Sepertinya saat engkau disini

Engkau layu dan hampir mati.




TAKJIL/160

Mengapa banyak orang berjualan di sepanjang jalan

Apa kah cinta lebih kecil dari kelaparan

Hingga senja  berkerumun dan berbaris

menunggu magrib.





PUASA PUISI/161

Selamat berbuka puisi

bagi umat yang menjalankan ibadah rindu di malam hari

Dan selamat menunaikan ibadah puisi

bagi umat yang di tinggal pergi.





RAGA RAGU/162

Ragaku ragu untuk mencintaimu

Puisiku riuh untu meraihmu

Dan hujan kemarin

lirih untuk meluruhkan pertemuan kita





WAKTU ITU/163

Berbulan- bulan aku mempercayai kebohongan

Dan pada akhirnya kebohongan itu 

menjadi kebenaran yang menyakitkan.



MENU BERBUKA HARI INI/164

Setelah berjalan-jalan ngabuburit

Berderet deret derita sepanjnag jalan

dan engkau membuka stan selanjutnya

Aku kembali berpuasa

tak jadi berbuka.





SEPIRING PUISI YANG KEHILANGAN MENU/165

Alat makan yang telah ku genggam

Muadzin telah pasrah dengan panggilan

Namun puisiku kehilangan satu kata

Ketika langit ku tatap

Rasanya seperti ada yang hinggap

Entah itu angan- angan atau harap.





PUISI TIDAK SUKA NASI/166

Puisi tidak suka nasi

Kopi rokok, kopi rokok selalu di nikmati

Akhir- akhir ini baru ku sadari

Puisi tidak terletak pada paru-paru

maupun lambung

Ia berada di hati.





MALAM SERIBU BULAN/167

Puasa mempunyai malam lailatul qodar

yang indah dengan seribu bulan

Puisi juga mempunyai malam kenangan

yang sedih dengan seribu ungkapan




Komentar

Postingan populer dari blog ini

VOLUME I, BAGIAN 1, PETRIKOR

VOLUME IV, DUDUK DIHADAPANMU

VOLUME I, BAGIAN 3, CUMOLONIMBUS