VOLUME XIII, TANGAN KECIL
AKU DAN SIFT PAGI/261
Pagi seperi ibuku sendiri
Menggendong dan menyuruh ku tidur
Sebagai cinta yang memahami
Malamku penuh cerewet dan rewel
Ibuku menyuruhku belajar berjalan
Ditengah tengah kehidupan
yang lumprahnya jatuh melangkah.
Di sift pagi ibuku mengenalkanku dengan senja
Saat mantra- mantra pekerja larut dalam pulang
Aku tak tahu bagaimana romansa ini terjadi
Hanya duduk tanpa bercerita tapi itu cinta
KEDAI KOPI ANTI BIOTIK HATI/262
Kedai kopi pertama menyembuhkan patah hati
Kedai kopi ke dua merapikan puisi
Dan kedai kopi sementara menghindariku dari lara.
SEPERTI DI PUISI YANG PERTAMA/263
Seperti di puisiku yang pertama
Aku menangis memintamu membaca
Aku menulismu tapi kau tak membaca ku
Tak apa jika aku terluka
Seperti di puisiku yang pertama
Aku pergi begitu saja
Saat menempatkanmu di kursi utama
Tak apa kau melihatku badut
yang pura- pura bahagia
PUISI BADUT PERTAMA/264
Hiburmu dengan tertawa
Liburmu bersama dengannya
Tak apa jika ku tak bahagia
Ku tempatkan engkau di kursi pertama
Menghiburmu dengan muka dua
Tak apa jika ku harus merela
yang penting engkau bahagia.
RAMBUT PANJANG/265
Aku punya seribu alasan untuk memanjangkan rambutku
Dan juga hanya satu alasan saja untuk memotongnya
Juga demikian beribu alasan untuk melupakanmu
Namun hanya satu alasan saja untuk mengingatmu
itu rindu.
Komentar
Posting Komentar