Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2025

VOLUME IX, WAHAI PUAN YANG MEMPUNYAI WAJAH TEDUH

 NONA MANIS/138 Nona manis, hatimu galak sekali Kamu diam dingin, namun menyapa Tubuhmu adalah ranjang bagi puisiku terlelap Kedua matamu adalah jendela Menjadi alasanku bangun pagi untuk membukanya. Aku adalah laki- laki yang tak bisa membaca Musim hujan entah musim kemarau Wajahmu tetap teduh seperti biasa Dan senyumanmu selalu segar Seperti sarapan pagi yang dibuat ibuku. NONA, ENGKAU BUNGA/139 Engkau bunga Engkau tak dijual dimana- mana Di Instastori ataupun Story WA Aku bingung mencarinya. Kadang selembaran koran  yang berisi pesanku tentang sebuah pertanyaan menjadi alat tukar yang bisa ku gunakan untuk menawar kabarmu hari ini. Sialnya aku lupa mengambil kembalian  atas keacuhanmu Di keesokan hari, minggu depan atau satu bulan lagi Aku melakukan hal yang sama Hingga aku miskin dan kehilangan banyak rasa. NONA, ENGKAU TERSENYUM/140 Nona, tidak ada waktu pasti itu terjadi Apakah aku diperbolehkan merayakan senyuman mu kesekian kali ? Beberapa kali aku merasakan gempa...

VOLUME VIII, KEKASIH YANG MENGHILANG, TAPI TUHAN MAHA PUISI

 CINTA YANG TERUS TERANG, KEKASIH YANG MENGHILANG/132 Apa sajalah Tuhan Apa sajalah selain mengungkapkan perasaan Engkau Tuhan yang Maha memberi kekuatan Tapi Engkau juga Tuhan yang sama mmbebaskan kepergian Apa sajalah Tuhan  Apa sajalah, setelah ku ungkapkan. TUHAN YANG MAHA RINDU/133 Tuhan menciptakan musim rindu setelah musim kemarau berkepanjangan Sebelum musim hujan kebanjiran Setelah  cinta disemaikan  Sebelum Puisi- puisi bermekaran Setelah pertemuan di jalankan  Sebelum kesepian berdatangan. KEPULAN ASAP/134 Kata Bernadya bumi masih berputar Tapi aku tetap diam disini saja Selusin batang telah kandas  bergetar di tangan kanan Tak lain tak bukan Kopi membanjiri pekarangan kantukku Masuk dalam jantungku Membuat dingin lantai dan hati Namun membuat hangat ingatan Puisi- puisi yang ku rawat di belakang rumah gagal melupakan terseret derasnya arus rindu. DUH , TUHAN YANG MAHA PUISI/135 Engkau Tuhan yang menciptakan satu hati dan Engkau juga menciptakan ...

VOLUME VIII, HUKUM JUAL BELI CINTA

 CINTA ITU RIBA/127 Riba itu dilarang dalam jual beli  Karena cinta mengandung unsur riba Seperti kata rumi, Riba diperbolehkan dalam cinta Maka tak ku jadikan cinta  sebagai komoditas jual beli. KEHIDUPAN SAAT HUJAN/128 Langit gelap awan muram Sering kali listrik padam Seisi ruangan hitam Tak tersentuh cahaya Hanya sebatang rokok yang menyala membara Membawa wajahmu Menyinari tempat tersebut ( ingatan ) SENJA BERKICAU MENERIMA HUJAN/129 Senja penuh dengan keikhlasan Saat pertamakali berjumpa Dia singkat namun selamanya, begitu dingin namun indah. dengan gaun biru muda cerah sehabis hujan Sekujur tubuhnya Senyumannya merekah pelangi yang menyinari mataku. DEBU-DEBU PERTEMUAN/130 Aku menengok hujan  Dikedai kopi bagian selatan Debu- debu jalanan bersumpah kepada roda-roda kendaraan yang menjajikan kita bertemu diatas peradaban. SELUSIN/131 Dua belas batang perhari Tidak jauh membunuh dari kesepian di malam hari.

VOLUME VIII, TERAS INSOMNIA

PERTANYAAN DI SEPERTIGA MALAM/119 Aku masih punya pertanyaan di sepertiga malam Mengapa rokokku habis begitu cepat Apakah dia tidak nyaman dengan ku Dia memilih pergi menjadi abu, menjadi asap Dan disetiap bangun dadaku menjadi sesak. SEPERTIGA MALAM/120 Puisi bersembahyang dikamar mandi Mengambil air suci, membilas hati Tangan kanan mengepal pena Membacakan doa anak- anak kata kepada sang Maha Bahasa. ORANG- ORANG LEBIH SUKA DICINTAI/121 Orang- orang lebih suka dicintai  daripada mencintai Seperti disebut dalam story atau dihubungi setiap pagi Dengan lahap mereka memakan sisa perasaan orang lain Dan dijadikannya ajang judi Menjadikannya bangkrut hingga berhutang pada kecewa Dan diusir masalalu. SATU HARI SATU BUNGKUS/122 Satu hari sebungkus Matilah kau paru-paru Demi meenjaga kehangatan dari badai rindu Aku membunuh satu persatu dari masa lalu yang ku hembuskan disetiap sekarat demi sekarat. MENGAPA ENGKAU MENULIS/123 Lantas mengapa engkau menulis Tidakkah cinta sebaiknya engkau s...

VOLUME VII, LEBIH DARIMU ROKOKKU SANGAT TIDAK MENCINTAIKU

 DASAR-DASAR TEMBAKAU/113 Hembusan pertama, Mencintaimu adalah hakku, Dan tidak mencintaiku adalah keputusanmu Hembusan kedua, Tak mungkin menyalahkan mu atas patahku Sedari dulu memang aku yang mau Hembusan ke tiga, Kenapa hal ini terjadi Dan aku tidak bisa kembali Hembusan ke empat,  Ya sudah lahh.. Hembusan ke lima,  Hahh, Mungkin itulah kisah. KEMBALI DENGAN SELAMAT/114 Mungkin hal puitis yang bisa ku lakukan adalah Mendoakan mu, supaya kamu kembali dengan selamat di ingatan ku NARASI CINTA DALAM KEADAAN LAPAR/115 Sial sekali jatuh cinta dalam keadaan lapar adalah kamu mengunyah semua perhatian yang sementara Menganngap penasaran adalah perasaan Dan pada akhirnya, hati sendiri  akan merasakan keroncongan Kosong tak bisa merasakan. Mending beli nasi goreng tengah malam Dan sebungkus sukun spesial CREW DAPUR/116 Aku terkadang masih suka  bolak- balik memasak pesananmu Walaupun bukan aku bersamamu dimeja itu. TERIMA KASIH/117 Tentu saja kita harus menerima semu...

VOLUME VII, MENULIS PUISI ADALAH CARA UNTUK MENCINTAIMU

  MENCINTAIMU DENGAN PUISI/105 Mungkin judul puisi ini sedikit klise Tapi untuk sekarang, puisi bukanlah pemegang kasta untuk cinta Tak ada yang mau dicintai dengan puisi saja Enggak ada effortlah, nggak ada serunya katanya Yang ku simpulkan dari masa  ke masa. Seeorang yang dapat dicintai dengan puisi saja Itu mungkin sudah tidak ada Dan itu menjadi sebab, orang itu begitu sempurna Karena cinta tak ada kaitannya dengan harta dan tahta. LEBIH MEMILIH MENULIS PUISI DARI PADA MENCINTAIMU/106 Kenapa aku lebih suka menulis puisi daripada mencintaimu Karena didalam mencintaimu aku takut dirimu tiada dalam gurun dosa Namun ketika aku menulis puisi Aku berjanji dirimu ku sirami setiap hari tumbuh subur mekar abadi BASA BASI BISA BISU/107 Seringkali perkenalan yang terburu- buru Membuat perasaan kita menjadi rancu Dan temupun menjadi tabu Cintapun jadi ragu. PUISI TEMBAKAU/108 Selain tembakau Puisi pun bisa membuat orang sakau Apalagi pembuat puisi itu perokok Maka dapat dipastikan or...